Hati-hati menggunakan zat kimia

Zat Kimia Berbahaya pada Asap Kebakaran Hutan 

Indonesia memiliki banyak hutan tropis. Namun, saat ini terjadi pengurangan jumlah hutan akibat kebakaran hutan. Sebagai contohnya, pada September 2009 in Kota Balikpapan terkena dampak kebakaran hutan yang mengakibatkan penurunan kualitas udara dan kesehatan. Mengapa bisa terjadi hal demikian Beberapa zat kimia berbahaya yang berwujud gas dihasilkan dan kebakaran hutan. Zat kimia berbahaya dalam bentuk gas ini mudah menyebarluas. Hal inilah yang mengakibatkan penurunan kualitas udara dan kesehatan

Asap kebakaran hutan merupakan produk pembakaran yang sempurna dan tidak sempurna. Asap ini mengandung partikel-partikel zat kimia dalam wujud gas dan uap akibat terbakarnya semua benda yang ada di hutan

Ketika hutan terbakar, akan dihasilkan karbon monoksida (CO) dan karbondioksida dalam jumlah besar. Selain itu juga, mengeluarkan zat beracun seperti nitrogen monoksida dan dioksida (NO dan NO2), formalin, dan zat kimia

berbahaya lainnya.

a. Karbonmonoksida

Kebakaran hutan seringkali tidak dapat dipadamkan dalam satu hari. Bahkan setelah api padam pun, masih menyisakan asap pembakaran. Masyarakat yang menghirup karbon monoksida yang berasal dari kebakaran hutan dalam beberapa waktu akan mengalami pusing bahkan hilang kesadaran. Hal ini disebabkan kadar oksigen dalam darah menurun akibat hemoglobin dalam darah lebih cenderung berikatan dengan karbonmonoksida dibanding oksigen. Gerak refleks dan respon tubuh pun akan menurun akibat otak kekurangan oksigen.

- Nitrogen Monoksida dan Dioksida

Kedua jenis gas ini jika terhirup dalam waktu lama dan kadar yang tinggi dapat menyebabkan kejang, kelumpuhan, dan pembengkakan paru-paru Formalin

- Formalin

Gas formalin yang terhirup dari asap sisa pembakaran dapat menyebabkan pusing, mual, muntah, dan iritasi hidung. Apabila gas formalin ini terhirup secara berkepanjangan, dapat menyebabkan radang dan pembengkakan paru-paru.

Berbagi :